Pages

Sunday, March 31, 2013

Outbond SOS CV dapat Membesarkan Hati Evy (ABK)


Evy adalah seorang gadis yang berusia 13 tahun dan sedang bersekolah di SD Muhamadiyah Pulokadang kelas 6 SD. Evy harus rela menerima kenyataan pahit setelah Gempa Bantul beberapa tahun lalu yang mana dia harus mengalami kelumpuhan. Setiap harinya Evy harus duduk di kursi roda sederhana yang memerlukan bantuan orang untuk mendorong. Karena dia merasa memiliki keterbatasan fisik, psikologis Evy pun menjadi berbeda tidak seperti pada saat Evy masih memiliki fisik yang normal.
Dia menjadi orang yang tertutup, minder, agak pemalu dan pendiam. Setiap orang yang mengajak ngobrol, dia pun akan menjawab dengan suara lirih dan sangat singkat. Terkadang, air mata pun sering menetes dari matanya ketika ada obrolan yang mengingatkan dia pada kejadian yang membuatnya menjadi lumpuh.
Dia pernah bercerita sekaligus berkeluh kesah kepada saya. Cerita itu yang juga membuat air matanya menetes. Setelah mengalami kelumpuhan, dia menjadi minder sekali. Apalagi di sekolah, teman-temannya mulai menjauh dan tidak mau berteman dengan dia setelah Evy mengalami kelumpuhan. Bahkan, teman-teman laki-laki Evy yang satu kelas juga sering mengolok-olok dengan mengatakan..”Hei Evy si penghuni kursi roda” dan juga “Evy kan sekarang cacat”. Sesungguhnya tidak hanya teman laki-laki yang mulai menjauhi Evy, namun juga beberapa teman perempuan yang lain. Evy mengatakan hanya memiliki 3 orang teman saja di kelas. Ketiga temannya itu yang juga menjadi tetangga dekat Evy  yang dengan ikhlas mau mendorongkan kursi rodanya dari rumah sampai ke sekolah.
Pada saat kegiatan Outbond Capacity Building, kader program (Ibu Wied) dari Dusun Evy tinggal (Dusun Kralas) mengajak Evy untuk ikut serta dalam kegiatan tersebut. Khusus untuk Evy, dia diberangkatkan dengan mobil Tagana yang dibawa oleh korlokal komunitas Pusaka (Mas Sawadi). Menurut keterangan Ibu Wied, awalnya Evy sempat enggan untuk ikut kegiatan tersebut, namun Ibu Wied terus memotivasi untuk mau bersosialisasi dan terbuka dengan teman-teman yang lain.  Akhirnya, Evy pun bersedia mengikuti kegiatan Outbond Capacity Building tersebut. Evy pun sudah merasa bosan karena dia sudah lama tidak bisa bermain dan berkumpul di luar bersama teman-teman ataupun tetangga-tetangganya.
Ketika saya mendampingi kegiatan Outbond Capacity Building, saya melihat Evy tampak sumringah dan  tidak terlihat wajah suram ataupun muram di wajahnya. Dia pun mulai membuka diri dengan teman-temannya pada saat ada permainan kelompok. Sang fasilitator pun juga bisa merangkul dia agar teman-temannya yang lain bisa menerima dan tidak kaget dengan keberadaannya. Evy pun dengan senang hati memgikuti apa yang diinstrusikan fasilitator kepada peserta. Seringkali dia melemparkan senyum untuk teman-teman dan para fasilitator yang lain.
Hari berikutnya setelah kegiatan selesai diadakan, saya menyempatkan datang ke rumah Evy setelah selesai berkunjung ke rumah Pak Dukuh. Selain ingin melakukan Home Visit, saya ingin mengetahui perasaan Evy setelah mengikuti kegiatan Outbond Capacity Building. Dia menceritakan bahwa dia sangat senang mengikuti kegiatan tersebut. Sudah lama sekali, setelah dia harus duduk di kursi roda, dia tidak pernah lagi berkumpul dan bermain bersama dengan teman-temannya. Akhirnya dia bisa merasakan lagi kehangatan dan kebersamaan berkumpul dengan teman-teman sebayanya. Dengan kegiatan yang mengumpulkan dia bersama teman-temannya kemarin, ditambah motivasi dan support dari kakak-kakak fasilitator dari Tagana dan educator FSP, Evy pun merasa dibesarkan hatinya. Sehingga dia pun mulai mau membuka dirinya lagi, setelah sekian lama dia menutup diri karena minder dengan keterbatasan fisiknya.
Dia juga berharap, akan sering-sering ada kegiatan yang bisa mengumpulkan dan mengakrabkan dia dengan teman-teman sebayanya. Itulah harapan yang disampaikan kepada saya selaku educator (perwakilan) dari SOS CV.
Pusaka - Sari - Bantul

PELATIHAN PEMBUATAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA SISTEM FERMENTASI



Acara pelatihan pembuatan fermentasi makanan ternak  yang di hadiri 80 peserta dari 5 pedukuhan  dari  masyarakat/ warga dampingan Petir A, B, C, Ploso, Ngirak urak serta tokoh masyarakat setempat. Acara yang dilaksanakan di Balai Dusun Ngurak- Urak Ini di Buka dengan Bedo’a Bersama yang di pimpin oleh Ibu ANI sebagai pembawa acara.
Sambutan dari Bp kepala Dusun  Ngurak Urak, Bapak Kepala Dusun mengucapkan terima kasih sekali kepada SOS CV Yogyakarta yang sudah mendampingi masyarakat di dusun dan di daerah petir ini sehingga bisa  terlaksana Program ini yang sangat membantu masyarakat dalam mengatasi kendala beternak di musim kering.
Sambutan Dari Ketua Komite keluarga FSP PMBAB Ibu BEKTI YUNARI yang menjelaskan kegiatan kegiatan di komunitas PMBAB dalam mendampingi adik adik kegiatan dan tujuan PMBAB yang di damping  FSP SOS CV Yogyakarta.
Sambutan dari FSP SOS CV Yogyakarta. Pengenalan diri serta pengenalan  SOS Children’s  Villages dan penjelasan sekilas Program inti FSP CV Yogyakarta  PENGASUHAN, KESEHATAN, PENDIDIKAN.  Serta minta dorongan semua elemen masyarakat , tokoh masyarakat untuk dorongan partisipasinya  bersama dalam menjalankan Program karena kita tidak bisa berjalan sendiri, kita harus keterkaitan untuk  bisa berjalan dengan maksimal dalam mendampingi  anak dan keluarga dampingan kushusnya dan masyarakat petir pada Umumnya.
            Acara Inti dari Pemateri BP SUDYANTA  A.Md. Penjelasan Materi  dan di Lanjud Praktek bersama di Samping Balai Dusun Ngurak Urak.


1.      Latar Belakang
Th. 2014 Kementerian Pertanian RI menargetkan swasembada daging.  Hal ini sulit tercapai tanpa kerja keras dari pihak – pihak terkait bersama masyarakat khususnya masyarakat petani / peternak.  Salah satu faktor penentu keberhasilan usaha ternak adalah pakan.  Bahkan 50 – 75%  biaya ternak adalah untuk pakan.
Masyarakat Gunungkidul pada musim hujan tidak mengalami kesulitan untuk memenuhi pakan ternaknya, bahkan kelebihan, sehingga banyak limbah pertanian (jerami, tebon, janggel, rendeng) hanya dibiarkan membusuk atau dibakar.  Kondisi demikian sangat berlawanan dengan musim kemarau.  Di musim kemarau ini pakan ternak sangat sulit dicari.  Bahkan menjadi barang yang mahal.  Dengan teknologi yang terus berkembang, maka limbah pertanian yang demikian ini akhirnya bisa dimanfaatkan, bahkan bernilai gizi lebih baik, yaitu antara lain dengan cara fermentasi.

2.      Tujuan
Tujuan dilaksanakan pelatihan fermentasi ini adalah :
-          Memanfaatkan limbah pertanian yang sangat banyak di musim panen.
-   Menumbuhkan kesadaran kepada masyarakat akan pentingnya pakan ternak yang memenuhi kebutuhan ternak, baik kualitas maupun kuantitasnya.
-          Pemanfaatan  jerami di musim kering, yang mana masyarakat kebanyakan jual kambing untuk beli pakan Sapi.


I.       BAHAN DAN ALAT
1.      Bahan       :
-          Jerami padi  / rendeng / hijauan lain.
-          Tetes tebu
-          Bekatul
-          Bio aktifator / obat fermentasi

2.      Alat           :
-          Skop
-          Timbangan
-          Drum / plastik
-          Hand Sprayer / Tangki semprot
-          Sabit



II.     CARA MEMBUAT
-          Jerami dipotong – potong ± 5 cm
-          Dicampur / diaduk-aduk sambil disemprot / dibasahi dengan tetes tebu dan bio aktifator (obat fermentasi)
-          Aduk sampai rata
-          Masukkan kedalam drum / water torn / plastik, lalu tutup rapat
-          Setelah 3 – 4 minggu pakan siap digunakan, tapi diangin-anginkan terlebih dahulu sebelum diberikan ternak.



Sehabis Praktek Bersama  ternyata  warga masyarakat langsung bertanya  harga bahan bahan serta terbentuk ketua   dalam pembelian bahan obat tersebut. Dan dari dinas Pertanian bisa menjembatani obat tersebut. Dari dinas langsung mengondisikan agar ada salah satu yang mengkoordinir  untuk pembelian obat dan kedepan  hasil pelatihan ini terbentuk kelompok Ternak supaya kita dari pihak dinas pertanian bisa  bersama sama dalam  pengembangan ternak di desa Petir.


Puri Manunggal Bina Anak Bangsa - Juni Sunarto - Gunung Kidul

Saturday, March 30, 2013

Catatan sebagai Saksi Sidang Akta Lahir di Pengadilan Negeri Yogyakarta

Meluncur dari rumah Pringgolayan jam 08.30 wib untuk menuju ke Pengadilan Negeri Yogyakarta. Hari ini, saya berjanjian dengan Mbak Nita, Staf LPA DIY, menjadi saksi penetapan akta lahir yang terlambat.  Sebelum memulai sidang, KTP saksi harus difotokopi  dan syarat-syaratnya diverifikasi oleh panitera sekali lagi. Sebagai saksi, kami juga harus menghafalkan nama lengkap, tempat tanggal lahir anak, alamat anak, anak ke berapa, nama lengkap orang tua, tanggal pernikahan orang tua, alamat orang tua, tempat tanggal orang tua. Untuk permohonan sidang prodeo, harus dilengkapi dengan surat keterangan tidak mampu dari pemerintah lokal/kelurahan. Sementara untuk orang tua/pemohon harus membawa berkas-berkas yang asli untuk nantinya diverifikasi oleh Hakim. Oleh karena itu, setelah pemohon mendapatkan surat pemanggilan dari Pengadilan Negeri, pemohon sebaiknya memberitahukan pendamping untuk mengingatkan hal-hal yang harus disiapkan.

Lalu, panitera mengundang pemohon dan para saksi untuk memasuki ruang sidang. Kita diminta persiapan diri dan berkas aslinya terlebih dahulu di ruang sidang sambil menunggu hakim masuk. Hakim memasuki ruang sidang didampingi oleh panitera. Kemudian, hakim mempersilahkan pemohon untuk duduk di kursi depan hakim. Hakim memulai persidangan dengan mengetok palu dan mengatakan bahwa persidangan dibuka dan dibuka untuk umum. Lalu, hakim memulai verifikasi data sambil meminta untuk menunjukkan berkas-berkas yang asli. Pemohon ditanyakan satu per satu. Beberapa dokumen harus sudah diberi materai dengan di cap pos dari kantor pos/dileges. Setelah selesai verifikasi, para saksi diundang duduk di kursi yang tersedia di depan hakim. Hakim memverifikasi fotokopi KTP saksi dan dilanjutkan sumpah bagi saksi yang Islam dan janji bagi yang katolik. Sumpah dan janji dilakukan sebagaimana mestinya dihadapan Kitab Suci.

Hal-hal yang ditanyakan kepada saksi berupa identitas pribadi saksi dan lembaga. Sejauh mana mengenal pemohon, anggota-anggota keluarga lainnya, pekerjaan pemohon, identitas-identitas anak pemohon, lingkungan pemohon kenapa kok meminta prodeo, sejauh mana kemampuan ekonominya. Namun, kami dipermudahkan karena LPA DIY sudah terbiasa mendampingi advokasi akta lahir.  Kali ini, 2 anak yang meminta penetapan pengadilan bersidang dengan 2 orang hakim yang berbeda tetapi 2 orang hakim tersebut sangat baik sekali minimal banyak senyum sehingga persidangan tidak kelihatan “sangar/menyeramkan”. Setelah selesai kesaksian dari para saksi, pemohon diundang kembali untuk dilengkapi verifikasi data-data dan ditanyakan permasalahan-permasalahan yang dihadapi dalam pembuatan akta lahir.

Setelah selesai verifikasi pemohon tersebut, persidangan ditutup dan penetapan pengadilan akan jadi setelah 2 minggu dari persidangan. Pemohon dapat mengambil surat penetapan tersebut kemudian dibawa ke Dinas Dukcapil untuk diterbitkan akta lahir anak tersebut. Pemerintah Kota Yogyakarta tidak mewajibkan denda kepada keluarga-keluarga yang memiliki KMS sehingga benar-benar gratis. 
Turus Becik -  Fabianus Dimas Ariyanto - Kulon Progo